Kepemimpinan
A. Pengertian
George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi
khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas
tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang
khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan
fungsi dari situasi khusus.
Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan
berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin
organisasi.
Kesimpulan :
Kepemimpinan merupakan cara atau
keahlian bagaimana seseorang mengatur dan mengontrol seseorang/sebuah
organisasi untuk dapat mencapai tujuan dengan cara member arahan,
masukkan, serta motivasi sehingga anggota tim lebih semangat dan terarah
kepada tujuan atau tugas mereka.
B. Gaya Kepemimpinan
1) Berdasarkan pendekatan Path-Goal
a) Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin pengarah)
Pemimpin seperti ini
mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk kepada bawahan bagaimana
melakukan pekerjaan serta memberitahukan mengenai apa yang diharapkan
dari mereka.
b) Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin pendukung)
Pemimpin seperti ini memberi pertimbangan atas
kebutuhan bawahan, memberi perhatian bagi kesejahteraan dan menciptakan
keakraban dengan bawahan dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
c) Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)
Gaya kepemimpinan ini, yaitu beruding dengan bawahan, memberi peluang
kepada bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum
mengambil keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan
dibuat.
d) Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (pemimpin yang berorientasi pada prestasi)
Pemimpin ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan
meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan
hasil karya yang lebih tinggi.
2) Sondang P. Siagian (2002) Mengemukakan 6 gaya kepemimpinan, yaitu :
1. Tipe Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang
- Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
- Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya
- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)
2. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
- Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan
- Senang bergantung pada pangkat dan jabatan
- Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya
3. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut.
- Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif
- Jarang memberi kesempatan pada bawahan untuk mengembangkan kreasi dan fantasi
- Sering bersikap mau tahu
4. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Dalam keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan
karena dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang
dimilikinya. Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat
untuk memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.
5. Tipe Kepemimpinan Demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin
yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
- Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.
- Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan.
- Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.
- Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
6. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Tipe kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan
kepada para bawahannya dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa
pengarahan sama sekali. Oleh karena itu, tipe kepemimpinan ini sering
kali dianggap sebagai seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa
tanggung jawab yang wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya. Serta
memandang dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang sudah
matang dan dewasa, baik dalam teknis maupun mental.
C. Jenis-Jenis Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2002) Ada beberapa jenis kepemimpinan yang antara lain adalah:
1. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang sebagian besar
mutlak tetap berada pada pimpinan atau pimpinan itu mengganti sistem
sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijakan hanya
ditetapkan sendiri oleh pimpinan. Bahwa tidak diikutsertakan untuk
memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan
keputusan.
Orientasi kepemimpinan difokuskan hanya untuk meningkatkan produktivitas
kerja pegawai dengan kurang memperhatikan kesejahteraan bawahannya.
Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (close management) kurang
menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya pengendaraan kurang
mendapatkan perhatian.
2. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah apabila di dalam kepemimpinannya
dilakukan secara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi,
menumbuhkan realitas dan pertisipasi para bawahan, pemimpin motivasi
bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Pemimpin dengan cara
partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan hal mengambil keputusan.
Dengan demikian, pemimpin yang selalu membina bawahan untuk menerima
tanggung jawab yang lebih besar.
3. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang
kepada bawahan dengan agak lengkap dengan demikian bawahan dapat
mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam
melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin yang tidak peduli cara bawahan
mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan
kepada bawahan.
4. Kepemimpinan Situasional
Fokus pendekatan situasional terhadap kepemimpinan terletak pada
perilaku yang diobservasi atau perilaku nyata yang terlihat, bukan pada
kemampuan atau potensi kepemimpinan yang dibawa sejak lahir. Penekanan
pendekatan situasional adalah pada perilaku pemimpin dan anggota dan
pengikut dalam kelompok dan situasi yang variatif. Menurut kepemimpinan
situasional tidak ada satupuun cara terbaik untuk mempengaruhi orang
lain. kepemimpinan yang harus digunakan terhadap individu atau kelompok
tergantung pada tingkat kesiapan pada orang yang akan dipengaruhi.
Sedangkan menurut Ahmad Taufik Nasution (2009)
jenis kepemimpinan secara garis besar di kelompokkan kepada dua
golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1. Pemimpin sekuler.
Pemimpin seperti ini beranjak dari landasan meterialisme. Ia meyakini
bahwa jabatan yang merek aperoleh adalah hasil dari kerja keras, tanpa
campur tangan siapapun. Mereka meyakini usaha dan kesungguhan pasti akan
membuahkan kesuksesan. Contoh pemimpin seperti ini adalah Adolf Hitler,
Mussolini, dan lain-lain. Bagi mereka kekuasaan adalah tujuan hidup,
jabatan iti adalah akhir dari segala-galanya.
2. Pemimpin spiritual.
Kelompok in yakin bahwa jabatan yang di peroleh semata-mata amanah yang
di berikan Allah kepada mereka Apapun yang di peroleh tidak hanya
tergantung dengan kerja keras, dan kesungguhan, tapi juga sangat di
tentukan oleh kekuatan-kekuatan di laur eksistensi manusia. Contoh
pemimpin seperti ini di palestina adalah Syekh Ahmad Yasin, di India ada
Mahatma Gandhi.
D. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
Seorang pemimpin haruslah memiliki prinsip sebagai berikut :
1. Mampu menjadi teladan yang baik
2. Memiliki rasa tanggung jawab
3. Berani mengambil desisi an bersedia menerima resiko
4. Ciptakan sense of belonging dari para bawahan dan ciptakan sense of participation.
5. Ciptakan kerjasama yang baik di kalangan anggota.
E. Kepemimpinan yang Efektif
Ciri-Ciri Kepemimpinan yang Efektif :
- Mampu mengeksploitasi dan menggunakan sumberdaya lingkungan untuk menjaga kelangsungan fungsi organisasi.
- Mampu mencapai/merealisasikan tujuan organisasi yang mungkin banyak, beragam, berbeda-beda dan bahkan bertentangan.
- Mampu memenuhi kebutuhan individu atau kelompok.
- Mampu melakukan penyesuaian tuntutan lingkungan.
- Mampu merumuskan tujuan dan memobilisasi sumber daya untuk mencapainya
- Mampu melakukan integrasi (mengorganisir, mengkoordinir, menyatukan) anggota-anggota yang saling berhubungan
- Mampu memelihara dan menjaga keberlanjutan pola kultural dan motivasi organisasi
- Mampu menghadapi lingkungan, tujuan, anggota, pilihan waktu yang bersifat plural dan berpotensi konflik.
http://isnanhidayat.wordpress.com/2013/05/02/gaya-kepemimpinan/
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/prinsip-prinsip-kepemimpinan.html
http://yohannes-suraja.blogspot.com/2012/08/kepemimpinan-yang-efektif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar